Popular Post

Posted by : Unknown Jumat, 06 Desember 2013



EKTRAKSI

I.            TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ektraksi.
II.            DASAR TEORI
Ekstraksi pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu ektraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair biasanya digunakan untuk memisahkan senyawa yang terkandung dalam bahan alam dan senyawa tersebut tidak volatil (mudah menguap). Bahan alam yang volatil terhadap uap air  seperti minyak atsiri dapat dipisahkan dengan cara distilasi uap. Senyawa yang tidak volatil terhadap uap dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi pelarut.
Ekstraksi biasanya dimulai dengan pelarut petroleum eter untuk mengambil senyawa yang mempunyai tingkat kepolaran rendah seperti: terpena, steroid, dan lemak. Selanjutnya digunakan pelarut yang lebih polar seperti: dietil eter, aseton atau etanol.
Di dalam proses ekstraksi padat-cair ini, bahan yang digunakan adalah kemiri dan pelarutnya menggunakan petroleum eter. Kemiri yang akan diekstrak harus dihaluskan lebih dulu untuk mempermudah minyak nabati yang ada dalam biji kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Fungsi kemiri dihaluskan untuk memperluas area yang terekstrak. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah eter, pada praktikum ini menggunakan petroleum eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena mempunyai tingkat kepolaran yang relatif sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar (Anisya, 2009).
Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg kalsium. 200 gram fosfor, 2 mg besi, 0,06 mg vitamin B, 7 gram air.



III.            BAHAN DAN ALAT
III.1. Bahan
-          Kemiri
-          Petroleum eter
-          Magnesium sulfat anhidra (MgSO4)
III.2. Alat
-          Labu alas datar
-          Set alat soxhlet
-          Pemanas listrik
-          Spatula
-          Gelas ukur
-          Tabung ukur
-          Kertas saring
-          Kapas
IV.            PROSEDUR KERJA
IV.1. Persiapan sampel
Kemiri
 
IV.2.


 
                  -diektraksi soxhlet
                  -ditambahkan pelarut (petroleum eter)                                   
                  -diletakkan dalam oven
                  -diletakkan dalam desikator
Hasil
 
                  -ditimbang



V.            HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ektraksi kemiri diperoleh data percobaan sebagai berikut:
-          Berat labu kosong 24,3802 gram
-          Berat kertas saring 0,8688 gram
-          Berat sampel awal (kertas saring+kemiri) 5,6057 gram
-          Berat sampel akhir 4,1033 gram
-          Persentase rendemen (sampel) 26,80%
Dari data di atas, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan minyak nabati yang terdapat pada kemiri. Untuk mengetahuinya maka dilakukan proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak kemiri. Alat yang digunakan adalah ekstraktor soxhlet.
Pada percobaan ini kemiri yang telah halus dibungkus dengan kertas saring yang bagian atas dan bawahnya dibungkus kapas. Kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet dan ditambahkan dengan pelarut. Pelarut yang digunakan adalah petroleum eter, karena bahan yang digunakan merupakan senyawa nonpolar maka pelarutnya menggunakan pelarut nonpolar juga. Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat. Sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor. Bagian ujung atas  merupakan pendingin. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin, selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor. Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu hingga pengektrakan larutan 5 kali sirkulasi. Menurut literatur, semakin banyak jumlah sirkulasi maka peluang untuk menghasilkan minyak nabati yang lebih banyak semakin besar. Setelah proses ekstraksi dilakukan, proses selanjutnya adalah pemisahan pelarut dari minyak ditambahkan magnesium sulfat anhidrat (MgSO4) lalu didistilasi. Fungsi penambahan MgSO4 adalah agar petroleum eter lebih cepat menguap, sebagai pemisah antara pelarut dengan minyak hasil ekstraksi. Tetapi karena singkatnya waktu saat melakukan percobaan ini maka tidak perlu didistilasi, cukup diletakkan di lemari asam selama 24 jam agar pelarutnya menguap sehingga menjadi lemak. Sedangkan kemiri yang ada di kertas saring diletakkan di dalam oven agar pelarut yang tercampur menguap. Lalu dikeringkan di dalam desikator kemudian ditimbang. Hasilnya kemiri berupa serbuk berwarna putih.
Karena terjadi kesalahan prosedur kerja, lemak yang dihasilkan dari proses ekstraksi rusak. Tidak dilakukan distilasi menjadi faktor penentu kegagalan percobaan ini. Dengan didistilasi, pelarut akan menguap terlebih dahulu karena mempunyai titik didih yang rendah sehingga yang tertinggal adalah lemak dari biji buah kemiri. Sedangkan saat praktikum, untuk memisahkan pelarut dengan lemak, hanya diletakkan di dalam lemari asam. Cuaca yang buruk mempengaruhi keadaan suhu ruang saat penguapan sehingga lemaknya tidak tercampur dengan baik.
Menurut literatur, bagian buah (biji) kemiri mengandung minyak sebesar 55-65 persen dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60%. Berdasarkan perhitungan, rendemen yang dihasilkan sebesar 26,80%. Hal ini juga yang mempengaruhi ketidakberhasilan percobaan ini karena rendemen yang dihasilkan mendekati 50 persen.


















VI.            KESIMPULAN

·         Minyak nabati pada kemiri dapat diekstrak dengan menggunakan soxhlet memakai pelarut eter (petroleum eter).
·         Semakin banyak jumlah sirkulasi maka peluang untuk menghasilkan minyak nabati yang banyak semakin besar.
·         Saat pemisahan pelarut dengan lemak, proses distilasi dapat menjadi penentu kegagalan atau keberhasilan percobaan ini.















DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden.1992.Kimia Organik Jilid 2.edisi ketiga.Jakarta: Erlangga.
file:///C:/Users/Liliek_Murtiningsih/Documents/Kuliah%20Kimia/MINYAK-KEMIRI.htm.Teknologi Minyak Nabati “Minyak Kemiri”.Diakses tanggal 24 April 2011.
Hart, Harold dkk.2003.Kimia Organik.edisi 11.Jakarta: Erlangga.

Team Organik._.Penuntun Praktikum Kimia Organik.Jember: Lembaga Penerbitan FMIPA Universitas Jember.



           

Leave a Reply

silahkan isi komentar anda, karena komentar anda sangat penting untuk perkembangan blog ini......

Terima Kasih

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Biologi Natural - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -