- Back to Home »
- TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Posted by : Unknown
Minggu, 08 Desember 2013
TUMBUHAN PAKU
(Pteridophyta)
1.
Tumbuhan Paku
(pteridophyta)
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku
sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya
akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan
paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi
sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini
tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah
tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan
yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi
gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi
dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan
paku.
2. Gametofit Pteridophyta
Gametofit
tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku
memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa
lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk
fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk
kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki
klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa
klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Generasi gametofit
adalah tumbuhan yang menghasilkan sel
gamet (sel kelamin). Generasi fase gametofit disebut protalus (prothallus)
atau protalium (prothallium). Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang
lembab. Prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ
penghasil spermatozoid atau sel
kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel
telur). Pembuahan memerlukan
bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Gametangia terdapat dalam organ gametofitik
yang bernama thallus. Sel
gamet jantan berflagela dapat berenang menuju sel telur dalam arkegonium.
Ketika sel telur dalam arkegonium telah matang, sel bagian ujung leher
arkegonium akan terpisah, sehingga leher arkegonium akan terbuka dan sel gamet
jantan dapat masuk dan berfusi (fertilization) dengan sel telur membentuk
zygote yang kemudian dapat tumbuh menjadi tanaman sporofitik baru.
3. Sporofit Pteridophyta
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan
daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom
dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas
tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan
paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat
pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil)
dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil,
daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis.
Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada
batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang
menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun,
sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun,
sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak
mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa
helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa
sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada
sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus
dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan
paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh
pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut
senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit
berbentuk hati yang disebut protalus atau protalium.
Menurut spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan :
1. Paku homospor (isospor) : tumbuhan
paku yang menghasilkan satu jenis spora.
contoh
:
- Lycopodium (paku kawat)
- Adiatum cuneatum (suplir)
- Paku emas, perak, paku hias
2. Paku heterospor : tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis
spora, yaitu makrospor (betina)
dan mikrospor (jantan).
contoh :
- Selaginella (paku rane)
- Marsilea crenata (semanggi)
3. Paku peralihan antara homospor
dengan heterospor : tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran sama tetapi yang satu betina dan yang satu jantan.
contoh : Equisetum debile (paku ekor kuda)
4. Reproduksi Pteridophyta
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti
pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara
generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku,
generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual
dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di
dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak
di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh
angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan
selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki
dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis
alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium
menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak
spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan
perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh
spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah
dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid
(2n).
Daur hidup pteridophyta
Gambar.
Siklus hidup paku sejati
Berdasarkan gambar diatas, urutan daur
hidup tumbuhan paku dapat dijabarkan sebagai berikut: mula-mula dari spora
tumbuh protalium berbentuk benang dan mempunyai rizoid, kemudian terbentuk
beberapa sel, fase ini berlangsung hanya pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi
pembelahan sel-sel yang terus menerus dan akan menghasilkan suatu protalium
yang melekat pada substratnya. Pada protalium ini terdapat anteridium dan
arkegonium, biasanya terdapat pada sisi yang tidak menghadap sinar matahari,
yaitu pada sisi bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium mendapatkan kesempatan
yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan persediaan makanan,
sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu. Bagaimana jika keadaan
makanan sangat buruk, apakah arkegonium akan terbentuk?
Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk corong. Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir akan mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk
bulat yang terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap spermatid mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila arkegonium sudah masak yang ditandai dengan membuka pada ujungnya, maka spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur sehingga terbentuklah embrio
Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk corong. Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir akan mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk
bulat yang terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap spermatid mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila arkegonium sudah masak yang ditandai dengan membuka pada ujungnya, maka spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur sehingga terbentuklah embrio
Metagenesis tumbuhan paku:
Spora (n)
↓
Protalium (n)-----------fase gametofit
↓
Antheridium (n) archegonium (n)
↓ Mitosis
Spermatozoid (n) ovum (n)
↓
Zigot (2n)
Tumbuhan paku (2n)-----------fase sporofit
↓
Sporogonium (2n)
↓ Meiosis
↓
Protalium (n)-----------fase gametofit
↓
Antheridium (n) archegonium (n)
↓ Mitosis
Spermatozoid (n) ovum (n)
↓
Zigot (2n)
Tumbuhan paku (2n)-----------fase sporofit
↓
Sporogonium (2n)
↓ Meiosis
Spora (n)
Skema
Pergiliran Keturunan Paku Homospora :
Spora(n)
Protallium(n)
Anteridium(n)
Arkegonium(n)
Spermatozoid(n)
Ovum(n)
Zigot(2n)
Tumbuhan Paku(2n)
Sporofil
Sporangium(2n)
Spora(n)
Skema
Pergiliran Keturunan Paku Heterospora :
Mikrospora(n)
Makrospora(n)
Mikroprotallium(n)
Makroprotallium(n)
Anteridium
Arkegonium
Spermatozoid
Ovum
Zigot(2n)
Tumbuhan
Paku(2n)
Mikrosporofil(2n)
Makrosporofit(2n)
Mikrosporangium(2n)
Makrosporangium(2n)
Mikrospora(n)
Makrospora(n)
Skema
Pergiliran Keturunan Paku Peralihan :
Spora(n)
Spora(n)
Protallium(n)
Protallium(n)
Arkegonium(n)
Anteridium(n)
Ovum(n) Spermatozoid(n)
Zigot(2n)
Tumbuhan
Paku(2n)
Sporofil(2n)
Sporangium(2n)